Tampilkan postingan dengan label Jurnal Linuxku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurnal Linuxku. Tampilkan semua postingan

Jurnal Linuxku: lebih mudah ganti repository Noble Numbat

Pada waktu itu, salah satu peneliti di pusat studi tempat saya mengerjakan tesis. Ada seorang mahasiswa doktoral yang merasa kapok menggunakan WSL (Windows Subsystem for Linux). Dia berkata padaku, "Kapan ada waktu? Saya minta tolong untuk diinstallkan Ubuntu." Jawabku kepadanya, "Harus...

Jurnal Linuxku: Running banyak file input ORCA dengan skrip bash

Mungkin sebagai awal aku akan menceritakan latar belakangnya. Jadi aku ikut membantu project yang berhubungan dengan penelitian salah seorang temanku. Temanku ini meneliti di laboratorium eksperimen, nah.., aku mengerjakan bagian komputasinya. Belakangan memang penelitian itu saling dikomparasi...

Jurnal Linuxku: file .bashrc tiba-tiba hilang

Sesuai dengan judulnya, ya. Ini kejadian yang mengagetkan sebenarnya. Satu komputer di tempat kami digunakan dua orang dengan masing-masing akunnya. Salah satu orang itu paham linux dan diberikan akun superuser. Sayangnya, orang itu jarang pakai; bahkan sampai file .bashrc-nya hilang...

Jurnal Linuxku: Karakter khusus, format subscript dan superscript pada xmgrace

Pada saat ini, aku sedang menulis tesis. Seperti karya ilmiah pada umumnya, ada proses olah data dan penyajian data. Banyak software yang dapat dipakai untuk olah maupun penyajian data. Aku memilih menggunakan xmgrace, sebab hasil yang diberikan baik dan tampak seperti pada artikel-artikel ilmiah...

Jurnal Linuxku: Mengubah file sources.list

Hello, guys! Kali ini, saya akan membahas tentang cara mengubah file sources.list. Ini merupakan lanjutan dari post kemarin, yaitu tentang repository Ubuntu. Sebenarnya ini adalah tulisan yang sudah umum, bahkan bisa juga dicari di blog/website lain. Kali ini akan saya jelaskan untuk Ubun...

Jurnal Linuxku: Update Repositori Lokal Ubuntu

Ubuntu belakangan ini mengeluarkan upgrade terbarunya sesuai dengan tradisi setiap bulan oktober dan april, dengan codename Impish Indri. Seperti nama orang, ya? Ini membuat saya penasaran, terutama dengan repository Ubuntu yang ada di Indonesia. Mengapa demiki...

Jurnal Linuxku: Kendala Suara pada Focal Fossa (Ubuntu 20.04)

Tanggal 18 Mei yang lalu, aku benar-benar terkejut ketika mengetahui bahwa laptopku tidak bisa mengeluarkan suara. Padahal baru saja aku mengupgrade-nya dari Bionic Beaver ke Focal Fossa dengan perjuangan. Aku sebut sebagai perjuangan, karena memang aku perlu mengosongkan partisi rootku (/) hingga sekitar 8,5 GB. Banyak yang memang tidak perlu, aku uninstall. Akhirnya berhasil, tanpa halangan yang...